Jakarta (ANTARA News) - Seorang warga Michigan, Amerika Serikat, menghadapi ancaman hukuman penjara lima tahun karena ia membaca surat elektronik istrinya, demikian laporan Detroit Free Press.
Ahli komputer yang berusia 33 tahun itu, Leon Walker, telah membuat akun Gmail istrinya, Clara Walker, setelah menemukan kata kunci istrinya tertulis di satu buku di samping laptop yang mereka berdua gunakan.
Dengan membaca surat elektronik istrinya, Leon Walker mengetahui bahwa istri memiliki hubungan dengan seorang mantan suaminya.
Namun, Clara --sang istri-- tak terima perbuatan suaminya dan mengajukan gugatan cerai serta melaporkan suaminya ke polisi, demikian laporan Detroit Free Press, dengan alamat http:// www.freep.com/article.
Leon Walker membela diri bahwa ia prihatin dengan keselamatan putra Clara dari perkawinan sebelumnya, sebab ayah anak itu diduga ditangkap karena berbuat kasar terhadap Clara di hadapan putra mereka.
Namun pernyataannya tampaknya tak didengar! Jaksa penuntut umum Jessica Cooper, dalam laporan yang dipantau di Jakarta, mengatakan, "Orang tersebut adalah peretas. (Surat eletronik) itu dilindungi dengan kata kunci. Ia tentu memiliki keahlian mengagumkan dan sangat terlatih. Lalu dia mengunduh (surat elektronik) itu dan memanfaatkannya dengan cara yang tak layak."
Leon kini menghadapi dakwaan pelanggaran pidana berat berdasarkan Statuta Michigan 755.795. Peraturan tersebut seringkali digunakan dalam berbagai kasus yang berkaitan dengan pencurian identitas, tapi akan diterapkan terhadap Leon ketika ia diadili pada 7 Februari "untuk pertama kali dalam kasus rumah tangga".
Banyak ahli mengatakan "daerah abu-abu" di seputar keadaan tersebut dapat membuat pihak berwenang sulit memutuskan hukuman. Saat itu Leon dan Clara hidup bersama dan berbagi komputer yang menjadi masalah.
Pengacara pembela Leon Walker, Leon Weiss, menyatakan peraturan tersebut diguakan secara keliru.
"Ini adalah peraturan peretasan, jenis statuta yang mereka gunakan jika orang berusaha menerobos ke dalam sistem pemerintah atau usaha pribadi untuk melindungi identitas dari penggelapan, untuk mencegah seseorang mengambil hak intelektual orang lain."
Banyak profesional hukum terkejut dengan tuntutan hukum tersebut, tapi juri akhirnya akan memutuskan apakah Leon Walker bersalah, atau tidak.(*)
0 komentar:
Posting Komentar